info@antaresenergi.com

Lebih Efektif! Manfaat Karbon Biru Atasi Perubahan Iklim

by | May 14, 2025

Karbon biru, istilah ini mengacu pada karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem pesisir seperti hutan mangrove, padang lamun, dan rawa-rawa. Karena kemampuannya menyerap emisi karbon dalam jumlah besar, karbon biru dianggap sebagai solusi ampuh dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim.

Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan karbon biru? Apa saja manfaatnya bagi lingkungan dan masyarakat? Dan benarkah karbon biru bisa menjadi peluang ekonomi lewat skema carbon credit? Yuk, kita kupas tuntas jawabannya dalam artikel ini.

Apa itu Karbon Biru?

Karbon biru atau blue carbon adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses penyerapan emisi karbon oleh ekosistem pesisir dan laut. 

Berbeda dengan hutan darat, karbon biru difokuskan pada wilayah seperti hutan mangrove, rawa pesisir, dan padang lamun yang secara alami mampu menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar.

Ekosistem ini tidak hanya berperan sebagai penyerap karbon, tetapi juga menghasilkan oksigen, menjaga kualitas udara, dan melindungi kehidupan laut. Dengan menjaga keberadaan dan fungsi ekosistem pesisir ini, kita tidak hanya membantu mengurangi polusi karbon, tetapi juga melestarikan keseimbangan lingkungan di wilayah pesisir dan lautan.

Penghasil Oksigen Lebih Efektif

Salah satu keunggulan karbon biru adalah kemampuannya menciptakan ekosistem laut yang lebih sehat dan produktif dalam menghasilkan oksigen. 

Bagaimana bisa? Karena tumbuhan pesisir seperti mangrove dan lamun tidak hanya memproduksi oksigen melalui fotosintesis, tapi juga membantu menjaga kebersihan air laut. Akar mereka mampu menyaring kotoran dan polutan yang terbawa dari daratan, sehingga kualitas air tetap terjaga.

Nah, kondisi air yang bersih ini sangat penting bagi fitoplankton, yaitu mikroorganisme laut yang menghasilkan sekitar 50% oksigen di Bumi (Heizar, 2023). Meski bukan tinggal langsung di mangrove atau lamun, fitoplankton bisa hidup dan berkembang di perairan sekitar ekosistem tersebut jika lingkungannya mendukung.

Dengan kata lain, menjaga ekosistem karbon biru tidak hanya melindungi tumbuhan pesisir, tetapi juga mendukung kehidupan fitoplankton. Hasilnya, produksi oksigen yang lebih efektif dan berkelanjutan. Dari laut untuk bumi.

Bedanya Karbon Hijau dan Karbon Biru

Istilah karbon biru dan karbon hijau mungkin sudah sering anda dengar di media sosial atau berbagai kampanye lingkungan. 

Sederhananya, karbon hijau merujuk pada penyerapan karbon di ekosistem darat seperti hutan hujan, padang rumput, reklamasi tambang dan vegetasi lainnya. Sementara itu, karbon biru fokus pada ekosistem laut dan pesisir, seperti hutan mangrove, padang lamun, dan rumput laut.

Meskipun keduanya berbeda wilayah, tujuan utamanya tetap sama yaitu melestarikan lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Perlu diingat, walaupun laut menyumbang sebagian besar oksigen dunia, bukan berarti ekosistem darat bisa diabaikan. 

Polusi udara dan emisi karbon berdampak di mana-mana, baik di laut maupun di darat. Maka, menjaga kedua jenis ekosistem ini adalah langkah penting demi keberlangsungan hidup manusia dan alam.

Baca Juga: Udara Makin sejuk! Ini Pentingnya Rehabilitasi Hutan

Manfaat Ikut Partisipasi Karbon Biru

Berpartisipasi dalam program karbon biru bukan hanya berdampak baik bagi lingkungan, tetapi juga membawa manfaat sosial dan ekonomi. Siapa pun bisa ikut, baik individu, kelompok masyarakat, maupun perusahaan

Partisipasi ini bisa dilakukan melalui program CSR, kegiatan sukarela, atau bahkan sebagai bagian dari penebusan emisi karbon (carbon offset). Berikut adalah manfaat nyata dari keterlibatan dalam karbon biru:

Membantu Membersihkan Udara

Tanaman seperti mangrove dan lamun berperan aktif menyerap emisi karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Dengan menanam dan menjaga ekosistem ini, kualitas udara akan meningkat dan terasa lebih segar. Ini sangat penting terutama di tengah meningkatnya polusi udara akibat aktivitas manusia.

Mitigasi Perubahan Iklim

Perubahan iklim terjadi karena penumpukan emisi karbon di atmosfer. Program karbon biru membantu mengurangi jumlah emisi tersebut secara alami, sehingga ikut memperlambat laju pemanasan global. Semakin banyak orang yang terlibat, semakin besar pula dampaknya bagi stabilitas iklim bumi.

Melindungi Pantai dari Abrasi

Hutan mangrove yang ditanam di wilayah pesisir berfungsi sebagai pelindung alami pantai. Akar-akarnya yang kuat menahan erosi, mencegah abrasi, dan bahkan bisa meredam energi gelombang besar seperti tsunami (Antares, 2025). Ini penting untuk menjaga daratan tetap stabil dan aman bagi permukiman di sekitarnya.

Meningkatkan Ekonomi Lokal

Ekosistem laut yang sehat dapat menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Kawasan mangrove yang rimbun atau perairan yang jernih bisa menjadi destinasi ekowisata. Ini membuka peluang usaha baru dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, mulai dari pemandu wisata hingga pelaku UMKM.

Meningkatkan Reputasi Bisnis

Bagi pelaku usaha, berkontribusi dalam karbon biru bisa menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Langkah ini menunjukkan komitmen bisnis terhadap keberlanjutan lingkungan yang dapat meningkatkan citra perusahaan di mata publik, mitra bisnis, dan konsumen.

Meningkatkan Kualitas Laut

Mangrove dan lamun tak hanya menyerap polutan, tapi juga menjaga kejernihan dan kualitas air laut. Ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem bawah laut, termasuk ikan, kepiting, udang, dan berbagai biota laut lainnya.

Karbon biru bukan sekadar konsep lingkungan, tetapi wujud nyata dari upaya kita menjaga bumi tetap lestari. Dengan segala manfaatnya, mulai dari dari menyerap emisi karbon, menjaga ekosistem laut, hingga mendukung kesejahteraan masyarakat

Karbon biru menjadi salah satu solusi paling relevan dalam menghadapi krisis iklim saat ini. Menjaga laut, berarti menjaga masa depan kita bersama.

Tanya Jawab Karbon Biru

Punya pertanyaan tentang karbon biru? Yuk, simak jawaban dari pertanyaan yang sering muncul berikut ini:

Apakah Karbon Biru Hanya Soal Menanam Mangrove?

Tidak! Karbon biru bukan hanya soal menanam mangrove. Ekosistem karbon biru mencakup berbagai tanaman pesisir seperti lamun dan rumput laut yang tumbuh di area rawa dan garis pantai. Semua elemen ini berperan penting dalam menyerap dan menyimpan karbon di wilayah pesisir.

Adakah Resiko Menjaga Karbon Biru?

Tentu saja, ada! Salah satu contohnya adalah hutan mangrove yang kerap rusak akibat aktivitas merugikan, seperti pembuangan limbah ke laut, penebangan ilegal, hingga kurangnya perawatan secara rutin. Tanpa pengawasan dan partisipasi aktif, upaya menjaga karbon biru bisa terhambat.

Apakah Saya Harus Menanam Mangrove Secara Langsung?

Tidak perlu! Anda bisa berpartisipasi dalam program karbon biru melalui berbagai platform daring atau bekerja sama dengan kontraktor lingkungan hidup yang menyediakan layanan konservasi dan carbon offset.

Apa Bedanya Carbon Offset dengan Karbon Biru?

Carbon offset adalah upaya menyeimbangkan emisi karbon dengan mendukung kegiatan penyerap karbon, bisa dilakukan di darat maupun di laut. Nah, karbon biru adalah bentuk carbon offset yang khusus dilakukan di ekosistem pesisir seperti mangrove, rawa, dan lamun.

Sumber Referensi:

Antares. (2025, April 2). Mangrove Bisa Cegah Tsunami? Cek faktanya disini! Antaresenergi.com. https://www.antaresenergi.com/mangrove-bisa-cegah-tsunami-cek-faktanya-disini/

Heizar, E. (2023, November 1). Mengenal Fitoplankton, Penghasil Oksigen Terbesar di Bumi | tempo.co. Tempo.co. Retrieved May 13, 2025, from https://www.tempo.co/sains/mengenal-fitoplankton-penghasil-oksigen-terbesar-di-bumi-125922

Janah, S., Rahmawati, L., Nisa, A. C., Wulandari, H., Nisa, C. A., Apriyanti, Z. N., & Febriyantiningrum, K. (n.d.). KELIMPAHAN FITOPLANKTON SEBAGAI PENENTU KUALITAS EKOSISTEM PERAIRAN ESTUARI DI KAWASAN KONSERVASI MANGROVE BAROS, BANTUL, D.I.YOGYAKARTA. http://journal.unirow.ac.id/. http://journal.unirow.ac.id/index.php/binar/article/view/1351/753

Bagikan Artikel Kami

Ikuti Kami

Artikel Lainnya