info@antaresenergi.com

Alasan Penting Revegetasi di Area Bendungan Harus Dilakukan

by | Sep 12, 2025

Bendungan memiliki banyak peran penting bagi kehidupan manusia. Mulai dari mengendalikan banjir, menyediakan air bersih, hingga menjadi sumber tenaga listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). 

Walaupun bendungan dibangun dengan struktur yang kuat, kenyataannya bendungan tetap membutuhkan perlindungan dari alam, yaitu revegetasi lahan di area sekitar bendungan.

Pentingnya Revegetasi Lingkungan di Bendungan

Revegetasi berperan penting untuk menjaga ketahanan bendungan dalam jangka panjang. Tanpa adanya revegetasi lingkungan, resiko seperti erosi, sedimentasi hingga kerusakan strutkur bendungan bisa semakin besar. 

Maka itu, berikut adalah alasan pentingnya revegetasi lingkungan di sekitar bendungan:

Mencegah Erosi

Salah satu alasan utama kenapa bendungan perlu dilakukan revegetasi adalah untuk mencegah erosi tanah. Erosi terjadi ketika tanah terkikis oleh air hujan deras dan aliran air di sekitar bendungan. 

Tanah yang tergerus ini kemudian terbawa masuk ke dalam bendungan. Lama-kelamaan, tanah tersebut menumpuk di dasar bendungan dan membentuk sedimentasi. Akibatnya, kapasitas bendungan jadi berkurang dan air lebih cepat penuh.

Selain itu, erosi juga bisa melemahkan kekuatan struktur bendungan karena tanah penopang di sekitarnya terus berkurang. Dengan melakukan revegetasi, akar-akar tanaman akan membantu mengikat tanah sehingga tidak mudah terbawa air.

Jadi, penghijauan di sekitar bendungan bukan hanya soal mempercantik pemandangan, tapi juga menjaga bendungan tetap aman dan berfungsi optimal dalam jangka panjang.

Mencegah Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses penumpukan lumpur dan tanah di dasar aliran air, yang menjadi salah satu masalah utama bendungan.

Lumpur ini biasanya terbawa oleh aliran air dari hujan atau sungai, dan lama-kelamaan menumpuk sehingga bendungan harus menahan beban lebih berat dan airnya cepat penuh.

Untuk mencegah hal ini, revegetasi lingkungan di sekitar bendungan sangat penting. Akar-akar tanaman membantu menahan tanah agar tidak mudah terbawa air, sehingga erosi berkurang dan sedimentasi di dasar bendungan bisa diminimalkan.

Pengalaman Antares dalam revegetasi area bendungan menunjukkan, ketika hujan deras, tanah yang tidak ditahan akar akan mudah terbawa air, apalagi jika tidak ada erosion control, risiko sedimentasi jadi tinggi.

Perlu dicatat juga, bukan hanya area dekat bendungan yang perlu direvegetasi, tetapi juga hulu sungai. Tanah yang terkikis di hulu akan terbawa aliran air menuju bendungan. Karena itu, rehabilitasi DAS (Daerah Aliran Sungai) menjadi bagian penting untuk menjaga fungsinya dalam jangka panjang.

Mencegah Kerusakan Fungsi Bendungan

Kerusakan bendungan sering kali terjadi karena sedimentasi, yaitu penumpukan lumpur dan tanah di dasar bendungan. Penumpukan ini membuat beban air menjadi lebih berat dari kapasitas yang seharusnya bisa ditahan bendungan. Akibatnya, pondasi dan struktur bendungan menjadi kurang kuat, terutama saat hujan deras yang membuat air meluap.

Selain itu, lumpur yang menumpuk juga bisa menyumbat saluran bendungan, sehingga aliran air tidak lancar dan bendungan harus menahan tekanan lebih besar. Dalam kasus yang parah, hal ini bisa membuat struktur bendungan menjadi tidak stabil, bahkan berpotensi roboh.

Itulah sebabnya revegetasi lingkungan di sekitar bendungan sangat penting. Tanaman dan akar-akar di sekitar area bendungan membantu mengikat tanah sehingga erosi berkurang. Erosi yang berkurang berarti sedimentasi berkurang, dan beban tambahan pada bendungan bisa diminimalkan.

Pada akhirnya, bendungan dapat bertahan hingga puluhan tahun dan fungsi bendungan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Mencegah Banjir 

Salah satu fungsi utama bendungan adalah menahan air agar tidak terjadi banjir. Namun, jika bendungan mengalami sedimentasi akibat tidak adanya revegetasi, kapasitasnya menjadi berkurang. 

Bendungan akan lebih cepat penuh, terutama saat hujan deras turun berturut-turut. Kondisi ini bisa membuat air meluap bahkan menimbulkan banjir bandang di sekitar bendungan.

Akibatnya, bendungan yang seharusnya menjadi pelindung dari banjir justru bisa berubah menjadi sumber bencana. Karena itu, revegetasi lahan di sekitar bendungan sangat penting dilakukan. 

Dengan adanya tanaman, erosi tanah bisa dicegah sehingga lumpur tidak mudah terbawa ke dalam bendungan. Hasilnya, kapasitas air tetap terjaga, bendungan tidak cepat penuh, dan risiko banjir dapat ditekan.

Menjaga Kualitas Air

Revegetasi juga berperan penting dalam menjaga kualitas air di bendungan. Tanaman di sekitar bendungan membantu menahan tanah agar tidak mudah hanyut, sehingga lumpur yang terbawa ke dalam air bisa berkurang. 

Selain itu, akar tanaman berfungsi seperti filter alami. Saat air meresap melalui tanah sebelum masuk ke bendungan, akar mampu menyerap sebagian zat kimia atau kotoran sehingga air yang masuk jadi lebih bersih.

Air yang lebih jernih dan berkualitas akan membuat bendungan dapat mempertahan fungsi bendungan, seperti menahan air, menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), hingga menyediakan air bersih untuk masyarakat sekitar.

Namun perlu diingat, kualitas air ini dipengaruhi juga oleh kondisi hulu sungai. Jika bagian hulu sudah tercemar, maka air yang masuk ke bendungan tetap akan kotor meskipun ada revegetasi di sekitar bendungan.

Baca Juga: Mencegah Kekeringan, Ini Manfaat Rehabilitasi DAS (Daerah Aliran Sungai)

Menambah Nilai Estetika Lingkungan

Terakhir, revegetasi di sekitar bendungan tidak hanya bermanfaat untuk menjaga fungsi bendungan, tetapi juga menambah nilai estetika lingkungan. Bayangkan, area bendungan yang dikelilingi pepohonan hijau dan air tenang menyerupai danau besar, pasti terlihat indah dan menenangkan.

Keindahan ini bukan hanya membuat lingkungan lebih nyaman dipandang, tetapi juga berpotensi menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat sekitar.

Cerita Antares Dalam Project Bendungan

PT Antares Energi sebagai kontraktor lingkungan sudah berpengalaman menangani berbagai proyek bendungan di banyak daerah Indonesia. Dalam setiap proyek, kami sering menghadapi tantangan besar, seperti tanah di sekitar bendungan bersifat asam, miskin unsur hara, bahkan ada yang tercemar bahan kimia sehingga sulit ditanami.

Untuk mengatasi hal ini, kami menggunakan metode bioremediasi lahan untuk memperbaiki kualitas tanah, serta teknik hydroseeding agar benih bisa tersebar rapat dan cepat tumbuh. Cara ini terbukti membantu mempercepat proses revegetasi di area bendungan.

Di lapangan, kami juga pernah mendapati tanah di sekitar bendungan mengalami erosi karena belum ada pengendalian. Akibatnya, tanah mudah longsor, bahkan ada bendungan yang rusak parah hingga menimbulkan banjir bandang. 

Dari pengalaman itu, kami belajar bahwa revegetasi bukan sekadar menanam tanaman hijau, tetapi juga harus memperhitungkan perlindungan tanah sejak awal.

Sebelum tanaman tumbuh sempurna, kami memakai bahan seperti cocomesh, geomatt, dan hydroseeding yang berfungsi sebagai selimut pelindung. Jadi, ketika hujan deras turun, tanah tetap terlindungi sementara. 

Setelah tanaman tumbuh lebat, tanah pun tertutup hijau 100% dan terlindungi secara alami dari ancaman longsor akibat hujan.

Bagikan Artikel Kami

Ikuti Kami

Artikel Lainnya