info@antaresenergi.com

Vegetation Mat, Hydroseeding, Atau Tebar Benih?

Oct 27, 2020

Menanam rumput baru pada lahan konstruksi atau mengganti rumput yang rusak dengan rumput yang baru setelah pekerjaan konstruksi yang berdampak pada kerusakan lahan adalah sesuatu yang penting. Tidak hanya membuat landscape terlihat lebih baik, rumput juga dapat menahan tanah untuk menjaga agar tanah tidak mengalami erosi. Meskipun menanam rumput itu penting, tetapi ada pro dan kontra dalam setiap metode penanaman rumput.

Vegetation mat atau gulungan karpet yang sudah terdapat rumput menawarkan kepuasan instan tetapi juga merupakan pilihan termahal dari ketiga metode yang akan kita diskusikan. Dengan memasang tanah yang berbentuk seperti karpet dengan gulungan dan sudah terdapat rumput, sehingga lahan langsung terlihat hijau karena rumput langsung tersedia pada lahan yang ditanami. Namun, ada beberapa kekurangan dengan metode ini yaitu sulit nya memasang gulungan tanah dan rumput bila dipasang secara manual. Metode yang paling efisien adalah dengan memasang gulungan besar yang membutuhkan alat berat seperti skid steer atau skid loader, tetapi membutuhkan biaya sewa dan operator dalam mengoperasikan skid steer atau skid loader. Hal ini membuat orang lebih memilih gulungan kecil yang lebih mudah untuk dipindahkan dan dengan biaya yang lebih minim, tetapi memakai gulungan kecil akan mengakibatkan banyaknya jahitan pada gulungan tanah dan rumput dan membutuhkan waktu lebih lama untuk memasangnya. Meskipun rumput memiliki akar yang terdapat pada gulungan, namun akar tersebut harus tumbuh ke dalam tanah yang ditumpuk dengan gulungan. Agar akar rumput dapat menembus sampai lapisan tanah inti membutuhkan banyak waktu dan kelembaban yang cukup. Oleh sebab itu harus dilakukan perawatan rutin.

Hydroseeding sudah ada sejak tahun 1940-an dan merupakan cara yang efisien untuk memulai penanaman rumput. Dengan mencampurkan benih rumput dengan pupuk, mulsa, dan air hingga membentuk bubur yang kental. Material tersebut kemudian disemprotkan ke permukaan lahan yang akan ditanami rumput. Karena campurannya kental, maka saat material mengering material akan menempel di tanah dan menahan benih di tempatnya. Metode ini cocok digunakan di lereng curam atau medan yang tidak rata. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan dan dalam skala besar karena membutuhkan peralatan dan meson khusus serta harus dikerjakan oleh seorang profesional. Rumput hydroseeding umumnya bertunas dalam waktu seminggu atau lebih tergantung pada cuaca pada lahan hydroseeding. Metode hydroseeding membutuhkan banyak kelembaban saat tumbuh agar mendapat hasil yang maksimal. Umumnya penanaman rumput dengan metode hydroseeding terbentuk dengan baik dalam waktu tiga bulan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, hydroseeding biasanya dapat dilakukan antara pertengahan April dan pertengahan September. Kelebihan metode hydroseeding yaitu tidak membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan penanaman benih rumput dan biaya yang diperlukan relatif murah.

Tebar benih adalah metode yang paling sederhana dan dapat dilakukan sendiri. Dengan cara menebar benih rumput pada lahan yang akan ditanami. Pembibitan membutuhkan waktu satu hingga dua minggu untuk bertunas dan umumnya membutuhkan waktu tiga hingga empat bulan untuk berkembang. Pilihan yang tersedia dengan penyemaian jauh lebih besar daripada dengan penyemaian hidro atau tanah. Benih yang berbeda dapat digunakan pada metode ini. Jika menggunakan metode ini, sangat penting untuk membaca label dan menentukan apa yang sebenarnya ditanam, dan berapa banyak produk yang diperlukan berdasarkan luas areanya. Pembibitan selama musim panas akan sangat sulit dan membutuhkan banyak air.

Terlepas dari metode mana yang akan dipilih, persiapan tanah adalah bagian terpenting. Menyusun tanah dengan benar agar tanah rata adalah kunci keberhasilan dalam melakukan penanaman rumput. Penting juga untuk mematikan semua rumput atau gulma yang ada sebelum memulai proses ini untuk menghindari pertumbuhan gulma yang berlebihan di lahan yang ditanami.

Artikel Lainnya