info@antaresenergi.com

Revegetasi Hydroseeding: Cara Mudah Hijaukan Kembali Lahan

Mar 13, 2019

Semakin hari keberadaan lahan hijau semakin berkurang dan memberikan dampak serius pada kelestarian alam. Salah satu isu yang kerap dikaitkan dengan kerusakan alam adalah global warming yang semakin parah setiap tahunnya. Dengan lahan hijau yang semakin berkurang, suhu global bumi semakin bertambah dan menjadi semakin panas. Salah satu solusi untuk mencegah kondisi ini semakin parah adalah dengan melakukan revegetasi pada lahan-lahan yang rusak.

Revegetasi adalah aktivitas penanaman atau penghijauan kembali lahan yang rusak karena pembangunan, pertambangan, bencana alam, dan sebagainya. Dengan cara ini diharapkan lahan hijau bisa semakin meluas dan membantu memperbaiki kondisi bumi. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghijaukan kembali lahan yang sudah rusak, salah satunya adalah dengan metode hydroseeding.

Revegetasi hydroseeding ini adalah sebuah metode yang digunakan untuk menanam kembali lahan yang sudah rusak dengan cara menyemprotkan benih. Pada metode hydroseeding ini, bening dicampur dengan nutrien dan bahan penunjang lainnya dan diaduk hingga menjadi larutan yang homogen. Larutan benih ini kemudian disemprotkan pada lahan yang rusak. Metode hydroseeding ini dipercaya sebagai salah satu metode yang mempunyai tingkat revegetasi paling tinggi dibanding dengan metode yang lain.

Faktor penentu keberhasilan revegetasi hydroseeding

Revegetasi hydroseeding dirasa mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibanding teknik revegetasi lain. Tidak heran bila metode yang satu ini banyak digunakan di lahan bekas pertambangan, pembangunan, dan lain sebagainya. Salah satu faktor penentu keberhasilan metode hydroseeding adalah pondasi pada lahan. Sebelum lahan disemprot dengan benih, lahan terlebih dahulu dipasang jaring yang terbuat dari sabut kelapa atau jerami untuk membantu benih agar tumbuh dengan lebih cepat. Selain itu, metode hydroseeding ini juga membutuhkan biaya operasional yang lebih sedikit dibanding dengan metode revegetasi konvensional.

Langkah revegetasi hydroseeding

Sebagai salah satu metode revegetasi lahan yang paling banyak digunakan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebelum memulai penghijaun lahan. Berikut ini adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan.

  • Penelitian lahan – Sebelum memulai revegetasi, sebaiknya anda melakukan penelitian terlebih dahulu. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang kondisi dan karakteristik lahan yang rusak. Dengan mengetahui kondisi dan karakteristik lahan, anda bisa memutuskan berapa banyak benih yang akan digunakan dan teknik apa yang akan digunakan.
  • Membuat rencana revegetasi – dengan hasil penelitian yang didapat, anda perlu membuat rencana revegetasi. Rencana ini akan membantu anda untuk melaksanakan revegetasi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Dalam rancangan revegetasi, anda bisa menentukan jenis benih, nutrient, dan juga apakah lahan memperlukan jaring atau tidak.
  • Menentukan teknik hydroseeding – Secara umum, teknik hydroseeding tersedia dalam dua jenis yaitu teknik manual dan tank. Anda bisa memilih teknik hydroseeding ini sesuai dengan karakteristik lahan. Misalnya untuk lahan yang miring atau tebing, sebaiknya menggunakan teknik manual karena akses kendaraan yang terbatas.
  • Pelaksanaan revegetasi – Setelah rencana sudah disusun dengan baik, anda bisa mulai melaksanakan revegetasi pada lahan yang sudah ditentukan. Pelaksanaan revegetasi bisa dilakukan dengan baik karena anda sudah mengetahui kondisi lahan dan juga sudah membuat perencanaan yang matang.
  • Monitoring revegetasi – Meski pelaksanaan revegetasi sudah selesai, namun anda tetap harus melakukan monitoring. Hal ini dilakukan untuk memantau apakah benih tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. Bila tidak, ada kemungkinan anda harus melakukan prosedur hydroseeding dari awal.

Artikel Lainnya