info@antaresenergi.com

Perlunya Berkonsultasi dengan Konsultan Hydroseeding Sebelum Proses Revegetasi

Aug 2, 2019

Konsultan hydroseeding diperlukan untuk mengkonsultasikan berbagai masalah mengenai hydroseeding. Mengapa perlu berkonsultasi untuk melakukan proses hydroseeding? Simak pembahasannya!

Aktivitas pertambangan yang dijalankan beberapa perusahaan menimbulkan beberapa dampak buruk pada lingkungan salah satunya yaitu kerusakan yang terjadi pada tanah bekas lahan pertambangan. Tidak sedikit perusahaan tambang menengah ke bawah tidak memperhatikan akibat buruk yang ditimbulkan dari lahan atau tanah bekas penambangan sehingga setelah aktivitas penambangan selesai, lahan bekas penambangan tidak dilakukan revegetasi untuk mengembalikan fungsi tanah seperti semula.

Akibatnya banyak stigma negatif dari masyarakat yang menganggap bahwa akitifitas penambangan identik dengan aktivitas perusakan lingkungan. Ini diakibatkan karena kurang perhatiannya pihak penambang terhadap lahan bekas pakai. Perlu adanya edukasi salah satunya dari konsultan hydroseeding kepada pelaku penambangan terutama untuk penambang kelas menengah ke bawah untuk mengembalikan fungsi lahan seperti semula dengan melakukan proses revegetasi.

Beberapa penambang berpendapat bahwa untuk melakukan aktivitas revegetasi perlu menunggu sekitar 6 sampai 9 bulan ke depan, sehingga anggapan masyarakat bahwa pelaku penambangan hanya bertujuan mengambil sumber daya di tanah tersebut tanpa adanya tanggung jawab konkret untuk memperbaiki lahan sesuai fungsinya kembali. Karena bisa saja dalam waktu tunggu tersebut resiko terjadinya erosi pada lahan bekas tambang bisa saja terjadi dan berdampak pada masyarakat yang tinggal dan hidup di sekitar area bekas penambangan.

Padahal beberapa konsultan hydroseeding berpendapat bahwa untuk melakukan aktivitas revegetasi bisa dilakukan sesegera mungkin setelah aktivitas penambangan selesai. Ini bertujuan untuk merubah stigma negatif masyarakat tentang aktivitas penambangan. Dengan dilakukan penanaman kembali bibit-bibit tanaman sementara pada lahan bekas tambang sehingga resiko terjadinya erosi pada tanah dapat dikurangi atau jika tanaman tersebut mati bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.

Untuk revegetasi lahan perlu adanya komitmen dari para pelaku penambangan demi mewujudkan efek yang maksimal dari proses revegetasi. Salah satu metode yang bisa dipakai oleh para penambang adalah dengan hydroseeding. Hydroseeding sendiri merupakan metode revegetasi lahan dengan cara mencampurkan bibit tanaman dengan formula tertentu kemudian campuran tersebut disemprotkan ke permukaan lahan yang akan direvegetasi secara merata menggunakan alat tertentu. Hydroseeding menjadi salah satu metode revegetasi yang dapat mengembalikan fungsi tanah bekas tambang. Metode ini juga cocok digunakan untuk kondisi tanah lereng yang sulit dijangkau dengan model penanaman normal.

Para konsultan hydroseeding menyebutkan bahwa ada 2 macam metode hydroseeding yaitu dengan alat berat dan mesin portable. Untuk metode hydroseeding menggunakan alat berat biasanya digunakan untuk para penambang kelas atas dengan ukuran lahan yang besar sehingga perlu mesin dengan kemampuan dan ukuran ekstra untuk mempermudah proses pengerjaan. Sedangkan untuk penambang menengah ke bawah dengan kondisi lahan berukuran kecil, metode hydroseeding lebih cocok digunakan karena menggunakan peralatan yang mudah dibawa kemana-mana.

Untuk pelaksanaan hydroseeding sendiri para penambang bisa meminta bantuan kepada perusahaan yang bergerak di bidang perbaikan lingkungan maupun konsultan hydroseeding untuk memperoleh informasi terkait tata cara yang tepat dalam pengaplikasian metode ini pada tanah yang sudah rusak. Para penambang bisa menjadikan perusahaan penyedia hydroseeding sebagai solusi ataupun mitra dalam memperbaiki tanah dan lingkungan yang rusak pasca penambangan.

Pentingnya bagi para pelaku penambangan untuk memilih jasa konsultan hydroseeding yang tepat sesuai dengan kebutuhan apa saja yang harus Anda persiapkan di awal. Para penambang juga dapat berkonsultasi mengenai harga yang harus dikeluarkan untuk menjalankan hydroseeding beserta rumusan biaya secara lebih rinci. Hal tersebut sangat penting mengingat lancar atau tidaknya proyek tergantung pada ketersediaan budget yang bisa disediakan oleh pihak penambang.

Dari konsultan hydroseeding pula para penambang akan mendapatkan banyak informasi terkait dengan langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam pelaksanaan hydroseeding pada lahan bekas tambang. Tanaman atau benih yang dipakai untuk hydroseeding pun tergantung kepada biaya yang dikeluarkan jadi apabila ingin menggunakan benih dengan kualitas yang baik itu artinya perlu biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan benih dengan kualitas rendah.

Dengan adanya jasa konsultan hydroseeding penambang tidak akan disulitkan dengan masalah pencarian jasa hydroseeding yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Setiap mekanisme dalam pelaksanaan seperti perhitungan biaya persiapan awal hingga pelaksanaan di lapangan pun akan dibantu oleh jasa konsultan sampai dari kondisi awal tanah yang rusak sampai pada tahap tanah atau lahan dikatakan berfungsi sebagaimana mestinya.

Dalam susunan manajemen konsultan hydroseeding terdapat tim ahli yang bertugas menangani masalah khusus pada bidangnya masing-masing. Orang-orang yang menjadi tim ahli ini biasanya memiliki status sebagai spesialis ahli penataan lahan, ahli ilmu pertanahan, ahli kesuburan tanah dan ahli pengembangan dan budidaya tumbuhan. Peran tim ahli ini sangat diperlukan karena sangat besar pengaruhnya pada baik buruknya aktivitas hydroseeding.

Kerusakan tanah atau lahan yang diakibatkan oleh aktivitas pertambangan harus ditangani dengan langkah dan metode yang sesuai sehingga proses hydroseeding tidak menjadi aktivitas yang berujung tanpa solusi yang maksimal. Maka dari itu penting sekali bagi para pelaku penambangan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya kepada konsultan hydroseeding sebagai langkah efektif mendapatkan berbagai informasi terkait revegetasi lahan yang rusak karena penambangan atau bekas perkebunan sehingga saran dan masukan yang didapatkan sesuai dengan kondisi lahan.

Para penambang tidak bisa sembarangan dalam melakukan revegetasi dengan hydroseeding. Meskipun hydroseeding tergolong metode yang bisa dibilang efektif untuk revegetasi, akan tetapi tidak mudah untuk menyusun langkah-langkahnya tanpa pertimbangan yang betul-betul matang. Karena itu para penambang haruslah berdiskusi terlebih dahulu kepada para ahli dari perusahaan hydroseeding tentang bagaimana dan kapan aktivitas pembibitan dapat dilakukan.  Karena penting sekali untuk mengikuti setiap arahan dari tim yang sudah memiliki banyak pengalaman menangani masalah kerusakan lahan.

Ketika dilakukan diskusi dengan para ahli dari pihak konsultan ini biasanya akan didapatkan beberapa hal yang menjadi bagian penting dari mekanisme pelaksanaan hydroseeding yang harus diperhatikan dan menjadi pedoman khusus untuk para penambang dan pelaku hydroseeding sendiri. Informasi yang diperoleh sangat berkaitan erat dengan solusi dalam revegetasi lahan yang sudah mengalami kerusakan, antara lain:

  • Kondisi dan jenis lahan yang mengalami kerusakan. Mengetahui bentuk, kontur, jenis tanah yang menyusun lahan tersebut menjadi beberapa hal yang perlu diketahui sebelum dilakukannya aktivitas revegetasi.
  • Riwayat tanah atau lahan sehingga diketahui penyebab terjadinya kerusakan. Banyak hal yang menyebabkan tanah atau lahan mengalami kerusakan antara lain aktivitas penambangan, bencana alam, lahan yang dieksploitasi secara berlebihan dan lain sebagainya.
  • Jenis tanaman yang sesuai dengan lahan dan memiliki masa berkembang yang cepat dan baik. Sangat penting dalam proses hydroseeding memilih bibit yang dapat berkembang dengan baik pada lahan yang akan direvegetasi terutama bagaimana bibit yang dipilih dapat bertahan dari pengikisan atau erosi yang bisa saja terjadi pada tanah.
  • Ukuran tanah yang akan direvegetasi. Mengetahui luas dari tanah yang akan dilakukan hydroseeding menjadi patokan awal sebagai perbandingan untuk seberapa banyak bibit yang akan disebarkan dalam lahan tersebut sehingga pertumbuhan tanaman dapat terjadi secara merata dan teratur.

Artikel Lainnya